Panyabungan – 08 Maret 2021. Seminar Internasional Bahasa Mandailing yang digagas oleh STAIN Madina menghadirkan narasumber istimewa, yaitu Prof. Dr. Uli Kozok, M.A. secara daring. Beliau adalah Peneliti Bahasa Batak dari Universitas Honolulu, Amerika Serikat. Presentasinya berjudul tentang “Aksara dan Bahasa Mandailing”.
Guru Besar yang lancar berbahasa Indonesia ini menjelaskan kondisi bahasa Mandailing di saat masuknya belanda pada tahun 1830. Beliau menampilkan contoh-contoh kosa kata dan aksara Mandailing dan menjelaskannya dengan lugas.
Sebelumnya, Pemerhati Bahasa Mandailing, Ketua STAIN Madina Dr. Torkis Lubis, D.E.S.S, menjelaskan tentang “ Bahasa Dunia dan Bahasa Mandailing”. Beliau berharap pada generasi muda, terutama mahasiswa harus bangga menggunakan bahasa Mandailing.
Sejalan dengan itu, Budayawan Mandailing, Drs. Askolani Nasution menyampaikan keprihatinannya terhadap penggunaan bahasa Mandailing terkait dengan punahnya beberapa bahasa di dunia dan Indonesia.
“Bahasa Mandailing terus berkembang, namun di sisi lain, sudah banyak kosakata yang punah karena perkembangan zaman. Menurut penelitian UNESCO, 3000 bahasa Punah di dunia, dan ada 18 bahasa daerah di Indonesia yang terancam punah tahun ini. Semoga saja bukan bahasa Mandailing. Tugas kita untuk melestarikan agar bahasa Mandailing tetap bertahan dan memperkaya khazanah bangsa”. Harap beliau.
Menegaskan hal tersebut, Dr. Daud Batubara, M.Si. selaku Pengamat sosial budaya Mandailing menyampaikan bahwa salah satu penyebab menurunnya eksistensi bahasa mandailing adalah karena modernisasi.
“ Kita tidak bisa mengingkari modernisasi. Namun, generasi muda punya tanggung jawab untuk terus melestarikan budaya dan bahasa Mandailing. Beberapa langkah yang bisa kita tempuh seperti mengadakan lomba-lomba berbahasa Mandailing, seperti menulis puisi mandailing, menulis cerpen bahasa mandailing, membuat film bahasa mandailing dan lainnya”. Jelas beliau.
Pemateri terakhir, Churmatin Nasoichah, S.Hum, M.Si. yang merupakan Peneliti Balai Arkeologi Medan juga memaparkan hasil temuannya pada penelitian di Mandailing Natal. Materi yang disampaikan berjudul “Kajian naskah-naskah kuno beraksara mandailing”. Banyak keunikan dan kekhasan aksara Mandailing dari hasil temuan arkeolog muda ini.
Acara yang dimoderatori oleh Edi Marjan Nasution, M.E., Ketua Prodi Ekonomi Syari’ah STAIN Mandailing Natal ini berakhir sukses. Peserta dan tamu undangan penuh antusias mengikuti acara sampai selesai. Acara diakhiri diskusi dan tanya jawab dengan kelima narasumber melalui offline dan zoom meeting.
Ayo Semangat! STAIN Madina menuju IAIN. (TIM Humas)