Panyabungan, 4 Juni 2025 — Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Mandailing Natal sukses menggelar Stadium General pada Rabu (4/6) di Gedung Student Center STAIN Madina. Kegiatan ilmiah ini menghadirkan dua narasumber istimewa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. H. Khoiruddin Nasution, M.A., dan Ibu Any Nurul Aini, S.H., dan dihadiri oleh seluruh unsur pimpinan, dosen, staf, serta lebih dari 1.000 mahasiswa semester dua dari berbagai program studi.
Mengangkat tema “Membangun Karakter Mahasiswa Melalui Pewarisan Nilai-nilai Kearifan Lokal Menuju Indonesia Emas 2045”, acara ini menjadi momentum strategis dalam menanamkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa kepada mahasiswa sebagai fondasi menuju generasi emas Indonesia.
Acara dibuka secara resmi oleh Ketua STAIN Madina, Prof. Dr. H. Sumper Mulia Harahap, M.Ag., yang dalam sambutannya menekankan bahwa menyongsong Indonesia Emas 2045 bukan hanya tentang menyiapkan kurikulum dan infrastruktur, namun juga menyiapkan mentalitas generasi muda untuk berani mencoba, belajar, dan bermimpi besar. Beliau menyampaikan bahwa ada tiga bekal penting yang harus dimiliki mahasiswa hari ini untuk menghadapi masa depan, yakni pengalaman (experience), keberanian bereksperimen, dan visi yang tinggi (ekspektasi).
“Generasi muda jangan hanya duduk menunggu peluang datang. Ciptakanlah pengalaman, bangun keberanian untuk bereksperimen, dan jangan takut punya ekspektasi besar. Dunia ini milik mereka yang berani mencoba. Seperti kata pepatah, ‘The best way to predict the future is to create it.’ Maka, masa depan Indonesia bukan untuk ditebak, tapi untuk diciptakan—oleh mahasiswa hari ini,” Ujar Prof. Sumper.
Sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, Prof. Dr. H. Khoiruddin Nasution, MA., tidak hanya menekankan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga menyoroti akar budaya sebagai fondasi karakter bangsa. Dalam paparan yang komunikatif dan inspiratif, belau menegaskan bahwa membangun SDM unggul tidak berarti meninggalkan identitas lokal. Justru, kekuatan generasi muda terletak pada kemampuannya memadukan nilai-nilai budaya leluhur dengan semangat inovasi dan daya saing global.
“Mahasiswa hari ini harus mampu berdiri tegak di atas akar budaya lokalnya—menjunjung tinggi nilai, adat, dan kearifan yang hidup dalam masyarakatnya. Namun pada saat yang sama, mereka harus menatap dunia, menguasai teknologi, bahasa asing, dan wawasan global. Identitas lokal bukan penghalang untuk berdaya saing, melainkan keunikan dan kekuatan untuk tampil autentik di tengah dunia internasional.” Terang beliau.
Sementara itu, melalui paparan yang menyentuh dan reflektif, Ibu Any Nurul Aini, S.H. mengajak peserta stadium general untuk memandang Indonesia Emas 2045 bukan hanya sebagai proyek nasional berskala besar, tetapi juga sebagai proyek peradaban yang dimulai dari ruang-ruang kecil bernama keluarga.
Ibu Any Nurul Aini, S.H.mengingatkan bahwa membangun SDM unggul tidak berhenti pada pendidikan tinggi atau karier semata. Salah satu fondasi penting yang sering terabaikan adalah kesiapan membangun keluarga. Bagi generasi muda, khususnya mahasiswa, pernikahan bukan hanya urusan pribadi, tetapi juga bagian dari kontribusi mereka dalam menghasilkan generasi masa depan. Oleh karena itu, kesadaran dan perencanaan matang menjadi hal yang sangat penting.
“Kalau kita ingin membangun Indonesia Emas, bangunlah rumah tangga yang kokoh dan bermakna. Jangan memasuki pernikahan hanya karena siap secara lahiriah. Sebab, pernikahan adalah panggilan untuk menghasilkan generasi yang tangguh secara akhlak dan intelektual, dan pernikahan bukan hanya sekedar sekedar membesarkan anak, tetapi juga membesarkan harapan bangsa,” Tutur beliau.
Melalui paparan Prof. Dr. H. Sumper Mulia Harahap, M.Ag., dan kedua narasumber, Stadium general ini menjadi ruang ilmiah yang kaya akan gagasan, menghadirkan paparan yang komprehensif karena memadukan upaya strategis dalam membangun karakter mahasiswa berbasis kearifan lokal dengan penguatan peran keluarga sebagai pilar pembentukan generasi unggul.
Penampilan seni dari mahasiswa serta sesi foto bersama seluruh unsur pimpinan dan narasumber menjadi penutup yang hangat dan berkesan, menandai berakhirnya stadium general yang tidak hanya sarat ilmu, tetapi juga menguatkan semangat demi cita-cita luhur Indonesia Emas 2045.
Ayo semangat! STAIN Madina menuju IAIN. (Tim Humas)
<meta charset="utf-8" />