Panyabungan, 23/09/2025. Kelompok KKN 28 STAIN Madina melaksanakan 10 program pengabdian di Desa Hutabaringin, mencakup Magrib Mengaji, penguatan literasi anak, edukasi thaharah, pelatihan tahjizul mayit, edukasi narkoba dan judi online, pernikahan dini, moderasi beragama, pengembangan ekonomi, pemasangan plang Poda Nalima & Asmaul Husna, serta pelestarian budaya lokal.
Desa Hutabaringin, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal – Selama 45 hari, mulai 15 Juli hingga 28 Agustus 2025, kelompok KKN 28 dari Sekolah Tinggi Agama Islam Mandailing Natal (STAIN Madina), dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Bu Rahmi Wahyuni, S.Sos, melaksanakan sepuluh program pengabdian masyarakat yang beragam di Desa Hutabaringin. Program-program ini dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan, literasi, religiusitas, budaya, kesehatan, dan pengembangan ekonomi masyarakat.
Program dimulai dengan kegiatan Magrib Mengaji, di mana mahasiswa mendampingi anak-anak desa untuk membaca Al-Qur’an secara tartil setiap sore setelah Magrib. Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap Al-Qur’an sekaligus membiasakan mereka mengisi waktu dengan kegiatan positif. Selanjutnya, mahasiswa mengadakan penguatan literasi anak melalui bimbingan belajar, permainan edukatif, membaca, menulis, dan kegiatan kreatif seperti mewarnai serta menyusun puzzle.
Dalam bidang kesehatan dan edukasi, mahasiswa KKN juga menyelenggarakan edukasi Thaharah dan pelatihan Tahjizul Mayit, membekali masyarakat dan remaja dengan pengetahuan terkait ibadah bersih dan tata cara pengurusan jenazah sesuai ajaran Islam. Selanjutnya, mahasiswa melaksanakan edukasi pencegahan narkoba dan judi online di MA Al-Junaidiyah, serta edukasi pencegahan pernikahan dini, menghadirkan narasumber dari BNN dan sesi interaktif untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang risiko perilaku negatif dan dampak sosial.
Program moderasi beragama diadakan untuk menanamkan nilai toleransi, nasionalisme, dan penghargaan terhadap budaya lokal, mengajarkan anak-anak pentingnya menghormati perbedaan dan menjaga keharmonisan sosial. Mahasiswa juga berkontribusi dalam pengembangan ekonomi masyarakat, khususnya melalui pendampingan produksi dan promosi kolang kaling serta gula aren lokal, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mandiri secara finansial.
Selain itu, kelompok KKN turut serta dalam pemasangan plang Poda Nalima dan 99 Asmaul Husna di sepanjang jalan desa, sebagai upaya menanamkan nilai religius dan mempercantik lingkungan desa. Mahasiswa juga aktif dalam pelestarian budaya lokal, mengikuti pengajian rutin, wirid yasinan anak-anak dan ibu-ibu, ceramah ibu-ibu, serta perayaan HUT RI ke-80 yang menampilkan lomba tari-tarian, fashion show, puisi, dan pesta rakyat atau Horja dengan hiburan tradisional seperti Gordang Sambilan.
Kepala Desa Hutabaringin, Bapak Sopyan, menyampaikan apresiasinya:
"Kami sangat mengapresiasi kerja keras mahasiswa KKN kelompok 28. Kehadiran mereka tidak hanya membantu anak-anak dan masyarakat dalam pendidikan dan kegiatan keagamaan, tetapi juga ikut memperkuat budaya dan ekonomi desa. Semoga program ini dapat berkelanjutan dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di sekitar kami."
Kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, tokoh desa, guru, dan kepala desa menciptakan sinergi yang kuat. Seluruh kegiatan berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan, keagamaan, budaya, dan ekonomi, sekaligus memperkuat kebersamaan dan tanggung jawab sosial. Keberhasilan KKN 28 menunjukkan bahwa pengabdian masyarakat yang terencana, kreatif, dan berkelanjutan mampu memberikan dampak nyata bagi anak-anak, remaja, dan seluruh warga Desa Hutabaringin. Dengan semangat kolaborasi, Desa Hutabaringin diharapkan menjadi desa yang religius, cerdas, kreatif, dan mandiri, serta menjadi model bagi desa-desa lain di wilayah Puncak Sorik Marapi.