
Panyabungan, 20 November 2025 — Suasana Aula Gedung Terpadu Lantai 3 STAIN Mandailing Natal pada Kamis, 20 November 2025, tampak berbeda dari biasanya. Ratusan kursi tersusun rapi, layar presentasi terpampang jelas, dan para mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir mulai memenuhi ruangan. Mereka datang bukan sekadar menghadiri acara rutin, tetapi untuk mengikuti Seminar Nasional bertema “Big Data, AI, dan Tafsir Al-Qur’an: Peluang Baru dalam Ilmu Al-Qur’an dan Resikonya”, sebuah tema yang kini ramai dibicarakan di dunia akademik Islam.
Seminar ini menghadirkan narasumber dari UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Hafizullah, M.A., yang dikenal aktif mengkaji integrasi teknologi dalam tafsir kontemporer. Materi yang dibawakan tidak hanya komprehensif, tetapi juga membuka cakrawala baru tentang bagaimana big data dan AI dapat memperkaya metode penafsiran, sekaligus risiko yang harus diwaspadai agar otoritas tafsir tetap terjaga.
Ketua panitia, Nugraha Andri Afriza, M.Ag, dalam laporannya menyebutkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 73 mahasiswa, mulai dari semester awal hingga semester akhir. Menurutnya, angka tersebut mencerminkan antusiasme mahasiswa terhadap isu digitalisasi kajian Al-Qur’an. “Tujuan seminar ini adalah membekali mahasiswa agar bijak menggunakan AI sebagai media bantu, bukan sebagai pengganti proses ilmiah,” ungkapnya.
Acara dibuka resmi oleh Wakil Ketua III bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, yang dalam sambutannya menegaskan bahwa mahasiswa harus siap menghadapi era digital tanpa kehilangan integritas keilmuan. Ketua Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Amiruddin, M.Th, turut memberikan apresiasi kepada panitia, narasumber, para dosen, serta mahasiswa. Ia menekankan bahwa pemanfaatan teknologi harus tetap selaras dengan prinsip-prinsip keilmuan tafsir yang telah diwariskan para ulama.
Kehadiran para dosen Prodi IQT—mulai dari Nana Gustianda, M.Ag, Aulia Adhli, M.Ag, Sri Wahyuni Hasibuan, M.Hum, Siti Kholidah Marbun, M.Ag, Azhar Nasution, M.Ag, Syamsul Bahri, M.H, Nur Hamidah Pulungan, M.Th, hingga para pengajar lainnya—menambah semarak dan kedalaman suasana akademik seminar ini. Mereka turut menyimak materi dan memberi dukungan penuh terhadap perkembangan wacana digitalisasi dalam studi Al-Qur’an.
Peran Himpunan Mahasiswa Prodi IQT juga terasa kuat. Nur Hafifah, mahasiswa semester lima, tampil percaya diri sebagai MC yang memandu acara dari awal hingga akhir. Sementara sesi materi dikendalikan dengan baik oleh moderator dari mahasiswa Prodi IQT, menciptakan alur diskusi yang lancar dan interaktif. Kekhidmatan acara tampak sejak awal dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Mustafa Kamal serta doa penutup oleh Ahmad Arivaldo.
Sesi tanya jawab menjadi bagian paling dinamis. Mahasiswa mengajukan pertanyaan kritis seputar batasan penggunaan AI dalam tafsir, potensi kesalahan data, serta etika akademik di era kecerdasan buatan. Hafizullah menjawab dengan lugas dan ilmiah, menekankan pentingnya sinergi antara kecerdasan manusia dan kecerdasan mesin dalam menjaga orisinalitas tafsir.
Seminar diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai dokumentasi sekaligus simbol kolaborasi antara narasumber, dosen, panitia, dan seluruh peserta. Kegiatan ini bukan hanya menjadi agenda seremonial tahunan, tetapi juga menjadi momentum penting bagi Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir STAIN Mandailing Natal dalam menghadirkan ruang akademik yang visioner, adaptif, dan responsif terhadap perkembangan zaman.
Ayo semangat! STAIN Madina menuju IAIN.