Berita / Kampus

Adakan Seminar Nasional, Prodi IAT STAIN Madina, Angkat tema Kontekstualisasai Al-Qur'an di Era Modern

Superadmin - 18 Maret 2025


Mandailing Natal, 07 November 2024, Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) STAIN MAndailing Antal adakan Seminar Nasional yang bertajuk "Kontekstualisasi Tafsir di Era Modern: Menyatakan Al-Qur'an yang Shalih fi Kulli Makanin wa Zamanin". Seminar ini merupakan kegiatan rutin tahunan Prodi IAT STAIN Madina yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana dinamika keilmuan Al-Qur'an danTafsir dapat diaplikasikan dalam kehidupan modern, sekaligus menjaga relevansi ajaran-ajaran suci dalam konteks kekinian. Seminar ini menghadirkan pemateri yang sangat profesional dan berkompeten di bidangnya, yaitu Ustadz Dr. (Cand) Muhammad Rezi, S.Th.I., M.A. Seorang ulama muda yang dikenal luas karena pemahamannya yang mendalam tentang Al-Qur'an dan Tafsir, serta kemampuannya untuk menyampaikan materi yang rumit dengan cara yang mudah dipahami.

Di hadapan peserta yang penuh semangat, Ustadz Rezi (sapaan Akrab Beliau) memulai seminar dengan penuh keyakinan dan antusiasme. "Al-Qur'an adalah kitab yang shalih (sesuai) untuk segala zaman dan tempat," ujar Ustadz Rezi membuka pembicaraan. "Namun, bagaimana kita bisa memastikan bahwa pesan Al-Qur'an tetap hidup dan relevan dalam era modern yang penuh perubahan ini?" tanya beliau, menggugah pikiran para peserta untuk merenung dan memperhatikan dengan seksama. Ustadz Rezi kemudian menjelaskan konsep dasar kontekstualisasi tafsir, yang berarti penafsiran dan pemahaman terhadap Al-Qur'an yang disesuaikan dengan konteks zaman dan situasi saat ini. "Tafsir bukanlah sesuatu yang statis, tetapi harus dinamis sesuai dengan perkembangan zaman," lanjutnya. Beliau mengungkapkan bahwa dalam memahami Al-Qur'an, penting untuk menggabungkan antara pendekatan teks dan konteks. Sehingga, makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur'an dapat diterapkan dengan tepat dalam kehidupan sehari hari, meski tantangan dan kondisi masyarakat terus berkembang. 

Sebagai Informasi, Acara ini dibuka secara resmi oleh bapak Irfan Mustofa, S.E, M.A yang mewakili Ketua STAIN Madina. ikut hadir dalam kegitan tersebut, diantaranya, Sekretaris Prodi IAT, Bapak Nugraha Andri Afriza, M.Ag, Sekretaris Prodi IH, Bapak Rengga Irfan, M.Ag, Para dosen; Bapak Khairul Bahri Nasution, M.H.I, Bapak H. Alwin Tanjung, Bch., M.Th, Ibu Nana Gustianda, M.Ag dll. Selama sesi seminar, Ustadz Rezi membawakan berbagai contoh relevansi ayat-ayat Al-Qur'an dengan fenomena sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang ada di dunia modern. Ia menekankan bahwa walaupun Al-Qur'an turun lebih dari 1.400 tahun yang lalu, ajaran-ajarannya tetap dapat diadaptasi untuk mengatasi berbagai masalah kontemporer. Ustadz Rezi dengan cerdas menunjukkan bagaimana tafsir klasik dan tafsir kontemporer dapat saling melengkapi, sehingga makna Al-Qur'an tidak hanya terkurung dalam zaman Nabi, melainkan hidup dan memberi solusi bagi tantangan zaman sekarang. "Untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup yang relevan, kita perlu menggunakan pendekatan ilmiah dan kritis, tanpa mengurangi esensi dan kemurnian ajaran-Nya," ujar Ustadz Rezi. "Ini yang disebut dengan tafsir kontekstual, di mana kita menafsirkan ayat Al-Qur'an dengan memperhatikan realitas sosial, politik, dan budaya yang ada." Peserta seminar tampak sangat antusias dan terinspirasi. Banyak dari mereka mengajukan pertanyaan terkait bagaimana tafsir kontekstual dapat diterapkan dalam permasalahan dunia nyata, seperti perkembangan teknologi, perubahan sosial, atau isu-isu global lainnya. Ustadz Rezi dengan sabar dan penuh wawasan menjawab setiap pertanyaan dengan penjelasan yang mendalam, menunjukkan betapa luasnya cakupan Al-Qur'an dan kemampuannya untuk memberi petunjuk dalam segala aspek kehidupan manusia.

Pada sesi penutupan, Ustadz Rezi menegaskan kembali pentingnya menerapkan ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. "Al-Qur'an adalah kitab yang shalih fi kulli makanin wa zamanin, yang artinya Al-Qur'an itu relevan di segala tempat dan zaman. Namun, agar bisa diterapkan, kita perlu memahami konteks, kebutuhan zaman, dan cara berpikir yang bijak dalam menafsirkannya." Seminar ini menjadi pengalaman yang luar biasa bagi seluruh peserta. Mereka pulang dengan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana Tafsir Al-Qur'an dapat diaplikasikan dalam konteks modern, sekaligus menyadari bahwa Al-Qur'an adalah sumber petunjuk hidup yang abadi dan tak terpengaruh oleh zaman. Bagi banyak dari mereka, ini adalah langkah penting menuju pemahaman yang lebih bijaksana dan relevan terhadap kitab suci mereka, agar dapat menjalani kehidupan yang lebih baik, sesuai dengan tuntunan Ilahi. Dengan semangat yang semakin membara, peserta seminar merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan zaman, dengan pemahaman yang kokoh dan mendalam tentang Al-Qur'an yang tetap relevan di setiap zaman dan tempat. Di akhir seminar yang penuh wawasan dan pemahaman tentang kontekstualisasi Al Qur'an di era modern, suasana ruangan mulai terasa lebih akrab dan penuh semangat. Peserta yang sebelumnya duduk dengan penuh perhatian kini mulai berdiri, saling berbincang, dan berbagi pemikiran mereka tentang topik yang baru saja disampaikan oleh Ustadz Muhammad Rezi, S.Th.I., M.A.

Ada perasaan syukur dan kekaguman atas ilmu yang baru diperoleh, serta harapan agar dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ustadz Rezi, dengan senyum ramah di wajahnya, berdiri di depan ruang seminar, dikelilingi oleh para peserta yang tampaknya tidak sabar untuk mengabadikan momen tersebut. “Alhamdulillah, seminar hari ini berjalan dengan sangat baik. Semoga ilmu yang kita dapatkan bermanfaat bagi kita semua,” ujar beliau, sebelum mengajak semua peserta untuk berfoto bersama sebagai kenang-kenangan dari acara yang penuh makna tersebut. Peserta yang antusias langsung bergerak menuju bagian depan ruangan, berdiri dengan penuh semangat di sekitar Ustadz Rezi. Mereka tersenyum lebar, beberapa di antaranya bahkan tampak berbincang dengan teman-teman baru yang mereka temui selama seminar. Foto bersama ini bukan hanya sekadar untuk mengabadikan momen, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan semangat yang tumbuh selama seminar. Seorang panitia, yang sudah siap dengan kamera, mengatur posisi semua peserta dengan rapi. "Ayo, semuanya siap? Tiga, dua, satu…!" Flash kamera menyala, dan seketika seluruh ruangan dipenuhi dengan senyum kebahagiaan.

Foto tersebut menjadi bukti nyata dari sebuah acara yang tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga menguatkan tali persaudaraan antar peserta yang datang dari berbagai latar belakang. Setelah foto bersama, beberapa peserta mendekati Ustadz Rezi untuk mengucapkan terima kasih dan bertanya lebih lanjut mengenai materi yang disampaikan. Ustadz Rezi dengan senang hati melayani setiap pertanyaan, memberikan jawaban yang lebih mendalam, dan memberikan semangat agar mereka terus menggali ilmu Al-Qur'an. Dengan semangat yang membara, para peserta mulai meninggalkan ruang seminar, namun tetap membawa pulang pengetahuan dan kenangan indah dari acara yang penuh makna tersebut. Mereka merasa diberkahi dan semakin yakin bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk hidup yang relevan untuk semua zaman dan tempat. Foto bersama yang diambil di akhir acara tersebut menjadi simbol dari kebersamaan dan semangat untuk terus meneruskan pemahaman tentang Al-Qur'an yang relevan di era modern, serta langkah bersama untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik, sesuai dengan ajaran ajaran-Nya.

Ayo Semangat! STAIN MADINA Menuju IAIN. (Tim Humas)

Share To :